INI PENYEBABNYA!!! UMKM Pekanbaru Masih Tertinggal di Era Digital

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) – Digadang-gadang menjadi tonggak ekonomi Indonesia. Hanya saja, di tengah pertumbuhan era digitalisasi makin melesat, UMKM Indonesia belum dapat mekasimalkan kesempatan dan potensi tersebut sebagai perangkat mengembangkan usahanya.

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mesti menjadi di antara sektor yang diacuhkan pemerintah. Sebab, UMKM menyumbangkan tidak sedikit presentase terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Angka itu terus bertambah tiap tahunnya di ekonomi Indonesia.

Kemudian, bila dipecah menurut keterangan dari jenis usaha, industri kuliner menduduki urutan kesatu dan dibuntuti oleh industri fashion dan industri kerajinan. Artinya, ketiga jenis usaha tak melulu menjadi kesayangan pemilik UMKM dan mempunyai pasar yang besar, tapi pun berperan paling signifikan dalam menambah perekonomian.

Maka telah sepantasnya UMKM mengadaptasi pelbagai hal yang penting supaya mampu memanfaatkan era Industri 4.0 dengan baik.

Kendala UMKM di Era Ekonomi Digital

Tetapi, walaupun di era digital marketing ini usaha bakal semakin gampang dan menguntungkan, penerapan go-online ini juga tidak merata dan masi terhalang oleh tidak sedikit tantangan.

Ada sejumlah faktor yang menjadi tantangan UMKM di era ekonomi digital ini, yakni :

  1. Kualitas SDM Masih Menjadi Persoalan Utama.
    Sementara itu, Deputi bidang Pengembangan SDM Kemenkop dan UKM, mengakui bahwa terdapat dua masalah utama berhubungan dengan kualitas SDM koperasi dan UKM. Selama ini, kualitas SDM koperasi dan UKM dinilai masih rendah, lagipula dalam menghadapi era revolusi industri 4.0.
  2. Masih tidak sedikit pemilik UMKM yang mempunyai literasi digital rendah.
    Ekonomi digital tidak dapat dihindari lagi. Pemerintah barangkali sudah memahami pentingnya membuat kepandaian dan strategi untuk menyokong UMKM supaya tak ketinggalan dari negara tetangga. Hanya saja, saat menengok langsung di lapangan, masih tidak sedikit sekali kendala yang butuh segera diatasi.Bahkan tak tidak banyak yang memang memakai internet melulu untuk chatting atau bermedia sosial, tanpa memahami hal-hal teknis yang dapat dimanfaatkan untuk keuntungan usaha mereka.
  3. Komitmen dari semua pemilik usaha guna belajar seluk-beluk internet pun jadi tantangan.
    Pola pikir bahwa usaha yang masih kecil tidak memerlukan kehadiran yang baik secara online pun menjadi halangan guna memotivasi UMKM mengerjakan e-commerce. Akibat dari pola pikir ini ialah rendahnya komitmen empunya UMKM guna mempraktikkan pelajaran yang telah diajarkan.

    Oleh sebab itu, empunya UMKM memang mesti mengawal konsistensi, tergolong mengelola situs dan akun mereka di media sosial. Tapi ada banyak pula yang menilai mempunyai media sosial saja telah cukup.
  4. Banyak pelaku UMKM yang mengira bahwa akun media sosial, laksana Instagram, lumayan untuk mempromosikan produk dan jasa yang ditawarkan. Padahal, media sosial saja masih tidak cukup mengingat perilaku konsumen yang lebih dulu merujuk ke mesin pencarian dikomparasikan media sosial saat mencari sebuah barang atau jasa.

Tetapi, sudah banyak juga cara menyiasati revolusi industri 4.0 ini. terdapat juga banyak kursus digital marketing yang terjamin untuk menolong penyebaran paham di era ekonomi digital ini.

Jika Anda membutuhkan pertolongan dalam mengetahui digital marketing, telah muncul kursus digital marketing dari Betabisnis untuk menolong Anda. Kami pun siap untuk menolong Anda dalam menguasai digital marketing yang tepat guna bisnis Anda.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.